♥rkavkavianty♥

assalamu alaikum

Sabtu, 24 September 2016

Rindu Di Batas Senja

Aku menaruh tasku di kamar tidurku yang selalu aku rindukan untuk menuangkan semua cerita bersama jingga dan memori yang masih terekam. Setelah seharian di luar dengan realita manis dan pahit yang dunia miliki. Saat itu aku baru sampai di kampung halamanku. Aku mengganti baju dan membersihkan badanku. Lalu menghampiri keluarga di ruang tengah, disana kulihat banyak sekali makanan yang selalu tak pernah bisa ku tolak, padahal pipi ini semakin lama semakin tidak kondusif karna terlalu sering mengunyah. Hehe Tapi biarlah..kapan lagi makan makanan seperti ini dalam suasana rumah yang seperti di surga ini. Semua makanan ini semakin membawaku pada kisah-kisah lain beberapa tahun silam. Terutama rasa rindu pada masa SMA ku yang penuh akan cerita. Membawa aku pada setiap realita yang mungkin takkan pernah usang dan terhapus dari ingatan.
Saat itu aku masih berseragam abu-abu, sepatu pentopel hitam dan kaos kaki tiga perempat betis. Almamater sekolah tertutup oleh cardigan ku yang berwarna kuning cerah. Aku menaiki motor di jok belakang, aku diboncengi seseorang yang hendak membawaku pada tempat nongkrong yang ada di dekat pasar kota kelahiran ku, Cimahi. Tempat itu menjual gorengan kecil-kecil dengan bumbu yang seperti nya terbuat dari kacang, rasanya sangat gurih. Tongkrongan itu dipenuhi oleh anak muda, bahkan mereka yang mungkin baru pulang atau hendak kerja kelompok langsung mampir kesini. Tongkrongan sederhana ini buka pada pukul 4 sore sampai jam 10 malam. Jadi sepulang sekolah kita suka kesini. Tapi sekarang aku jarang kesana, karena seseorang yg biasa menemaniku sudah tak bersama denganku. Teman-teman SMA ku juga tak selalu bisa menemaniku kesana.

Di kota ini ga cuma kulinernya yang membuat aku rindu, tapi suasananya yang membuat hati terasa nyaman dan tenang. Saat itu aku dengan seseorang yang mungkin bisa dikatakan special. Kami sering traveling, meskipun hanya mengitari satu kota hehe mengelilingi perbatasan kecamatan per kecamatan. Saat itu aku dengan dia ke satu tempat yang bisa membawaku pada keindahan lagi. Di sudut kota itu ada satu tempat yang di dalamnya terdapat jembatan dengan konstruksinya yg elegan. Perbukitan hijau dilengkapi danau, dan rerumputan ilalang yang mendukung suasana sore itu. Sejuk, sendu, ada hujan dari jingga di sebrang langit. Aku sering menikmati perginya senja, karena disana aku mulai bersyukur akan hari indah yang telah kulewati. Saat sudah di batas senja, aku selalu berharap akan bertemu hari esok yang lebih ceria.

Di batas senja aku masih ingat kisah klasik yang tercipta pada kita, iya, cerita aku dan dia. Saat itu diatas bukit yang bisa membawa kita melihat isi kota dari dataran tinggi dan tentunya menunggu jingga bermuara di bumi. Dia menggenggam erat tanganku,  memberi isyarat lewat tatapan mata, senyumnya melengkapi langit jingga. Dan seolah mengungkapkan bahwa rasa itu akan selalu ada untuk ku. Takkan pudar meski senja telah hilang, dan hanya bisa beri aku sinar bintang.

Aku selalu suka senja, dimanapun tempatnya. Gaduh atau sunyi.. Karena disana tempat waktu keindahan berganti, tempat kita berharap bertemu sinar mentari yang membawa kita pada senja lagi.. Meski harus menunggu sekian jam bersama malam dan ribuan bintang . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment here