♥rkavkavianty♥

assalamu alaikum

Selasa, 30 Agustus 2011

Penetapan Hari Raya Idul Fitri

Assalamu alaikum..
muslim , muslimah.. :)

Alhamdulillah, ya.. sesuatu..hehe
masih bisa share sesuatu sama kalian..
Pagi ini aku ngerasa ada yang beda. hmm.. Masih sedikit kecewa sama keputusan Pemerintah Indonesia soal penetapan Hari Raya Idul Fitri.
Semalem sempet ngajak sohib bubar di luar, karena dari hari pertama Ramadhan belum sempet bubar sama dia. Ngebela-belain cari tempat makan, berharap dapet tempat yang 'Rahuminyaqin' (murah, gak penuh, harga menjamin gak bikin kantong jadi miskin). Akhirnya Alhamdulillah, yah. sesuatu, setelah puter-puter , kukulibekan, dapet juga tempat yang 'Rahuminyaqin' . Setelah bubar, kita nyempetin jalan dulu. Aku sempet anter sohib aku ke mall, nyari baju. Yah, aku fikir aku juga sekalian jalan-jalan dan malem takbiran bareng dia, meskipun cuma bentar, soalnya aku udah ada janji. Sempet ke salon juga, sempet beli sesuatu (girl thing) buat besok lebaran (niatnya) . Waktu udah jam setengah 8, tapi kita masih bingung, koq ga ada yang takbiran ya? Nyoba cari tau lewat jejaring social (facebook) tapi ternyata mereka-mereka yang update stat juga kayaknya kebingungan sama penentuan malem itu. ada yang bilang: "lebarann te jadi teu sih?" , "kumaha ieu te, eweh anu takbiran, teu jadi lebaranana?" , "ieu mah kuduna lebaran heula, karek puasa, hah Jangar!" , "teu hayang nyaho, hayang lebaran isukan". dsb. Banyak banget yang pengen lebaran hari ini. Tapi ternyata keputusan pemerintah telah ditetapkan sekitar jam setengah 9 tadi malam, bahwa Idul Fitri 1432 H , jatuh pada 31 Agustus'11 .
Kenapa ya bisa demikian? kenapa harus diundur? kenapa harus ada sidang terlebih dahulu?
Dari informasi yang aku dapet nih, temen2, ternyata Kabarnya Karena ada penggunaan perhitungan yg menyimpang dari kelaziman astronomi modern. Ketinggian 'Hilaal' belum mencapai dua derajat sehingga sangat riskan untuk di rukyat. Hal ini disampaikan oleh dua orang peneliti luar angkasa Indonesia yang juga anggota badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
Btw, apa itu 'Hilaal' ? Hilaal secara bahasa artinya bulan sabit (crescent) atau penampakan bulan yg paling awal terlihat menghadap bumi setelah bulan mengalami konjungsi/itjimak.

Hilaal bisa dikatakan juga sebagai penentuan awal bulan.
Sedangkan 'Hisab' secara harfiyah bermakna 'perhitungan'. Di dunia Islam istilah 'Hisab' sering digunakan sebagai metoda perhitungan (falak) matematik astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.
Dan 'Rukyat' adalah aktivitas mengamati visibilitas 'hilal' yakni penampakan bulan sabit yg pertama kali tampak setelah terjadinya itjimak. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan mata telanjang atau dengan menggunakan teleskop.


Kriteria Penentuan Awal Bulan Kalender Hijriyah Di Indonesia.
  1. 'Rukyatul Hilal' yaitu kriteria penentuan awal bulan(kalender) Hijriyah dengan merukyat (mengamati) hilal secara langsung, apabila hilal tidak terlihat, maka bulan berjalan digenapkan menjadi 30 hari.
  2. 'Wujudul Hilal' yaitu kriteria penentuan awal bulan(kalender) Hijriyah dengan menggunakan dua prnsip: Itjimak(konjungsi) telah terjadi sebelum Matahari terbenam(itjima' qablal ghurub), dan bulan terbenam sebelah matahari terbenam(moonset after sunset); maka pada petang hari tersebut dinyatakan sebagai awal bulan (kalender) Hijriyah, tanpa melihat berapapun sudut ketinggian(altitude) Bulan saat Matahari terbenam.
  3. 'Imkanur Rukyat MABIMS'. yaitu kriteria penentuan awal bulan(kalender) Hijriyah yg ditetapkan berdasarkan musyawarah Menteri-Menteri Agama negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), dan dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan Hijriyah pada kalender resmi Pemerintah. Dengan kriteria sbb:
  • Pada saat Matahari terbenam, ketinggian (altitude) Bulan di atas cakrawala min 2' dan sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan-Matahari min 3' atau
  • Pada saat Bulan terbenam, usia Bulan min 8 jam, dihitung sejak Itjimak. Di Indonesia secara tradisi pada petang hari pertama sejak terjadinya Itjimak (yakni setiap tgl 29 pada bulan berjalan) Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Hisab Rukyat (BHR) melakukan kegiatan Rukyat dan dilanjutkan dengan 'Sidang Itsbat' yg memutuskan apakah pada malam tersebut telah memasuki bulan(kalender) baru, atau menggenapkan bulan berjalan menjadi 30 hari. Disamping metoda ini, juga terdapat kriteria lain yg serupa dengan besaran sudut/angka min yg berbeda.
4. 'Rukyat Global' yaitu kriteria awal bulan(kalender) Hijriyah yg menganut prinsip bahwa: Jika satu penduduk negeri melihat 'hilal' maka seluruh penduduk negeri berpuasa (dalam arti luas memasuki bulan Hijriyah yg baru)meski yg lain mungkin belum melihatnya.

Namun perbedaan kriteria bukanlah menjadi penghalang untuk kita bermaaf-maafan kan, guys? Apapun keputusannya, tetaplah kita harus saling menghargai satu sama lain, apalagi sesama Islam, apapun golongan/organisasi yg dipercaya. Perbedaan memang tidak dapat lagi dihindari, karna syar'i selama ada dalil yg mendasarinya, maka setiap golongan akan bersikukuh dengan pendapatnya. Rasulullah bersabda "Apabila seorang hakim menetapkan hukum dengan cara berijitihad dan ternyata benar, maka dia mendapat dua pahala, dan jika dia salah, dia mendapat satu pahala" (HR Bukhari Dan Muslim).

Seperti yg telah terlampir di Surah Al-Maidah : 48
"Untuk tiap-tiap umat diantara kamu. Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu." (QS Al-Maidah : 48)

Jadi, jangan salahkan mereka (Pemerintah, MUI, Ormas Islam,dll) Kapan pun perayaannya, we should to be happy, hilangkan rasa kesal, amarah, apalagi benci, kini saatnya kita berlomba-lomba menyelesaikan apa yg belum selesai di Bulan Ramadhan hari ke-30, membuat hati bersih kembali. Dan sesuai Ketetapan Pemerintah, I still fasting now, insya Allah.. :) Untuk yang masih berpuasa, bersemangatlah! Semoga diberi kelancaran hingga terbenamnya matahari nanti. Dan Selamat untuk yg sudah merayakan Idul Fitri hari ini, Semoga amal ibadah selama berpuasa diterima Allah SWT. aminn. Jangan lupa, sucikanlah hati, cobalah untuk memaafkan kesalahan dengan sesama secara ikhlas. Karna sebenarnya hal yang sulit itu memberi maaf, dari pada meminta maaf..

Ok, deh. Segitu aja Post dari aku di hari terakhir Bulan Ramadhan ini, moga bermanfaat.
Akhir kata, aku ucapkan...

Taqabbalallahu minna waminkum

..Minal Aidin Walfaizin..

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H




Selasa, 23 Agustus 2011

Psikotes Cinta

Ragu sama cinta dia ke kamu, coba kasih soal-soal dibawah ini aja deh. coba ya. dicoba. jangan dipaksa. :D


1.Bentar lg mau kiamat. Klo kamu bs nyelametin 1 jenis binatang, binatang manakah yg beruntung?

a. Kelinci b. Domba c. Rusa d. Kuda

2. Kamu lg maen ke Afrika, eh trus dipaksa bw binatang pulang buat souvenir. Kamu pilih?

a. Monyet b. Singa c. Ular d. Jerapah

3. Ceritanya kamu dikutuk sama Tuhan jadi binatang. Kamu milih Jadi apa?

a. Anjing b. Kucing c. Kuda d. Ular

4. Jika km diberi kekuatan utk memusnahkan suatu spesies, spesies mana yg akan jd korban?

a. Singa b. Ular c. Buaya d.Hiu

5. Suatu hari, kamu nemu binatang yg bisa bicara. Kamu berharap binatang itu adalah?

a. Domba b. Kuda c. Kelinci d.Burung

6. Kalo kamu ada di pulau terpencil dan cuman bisa punya 1 teman,pilih yg mana?

a. Manusia b. Babi c. Sapi d.Burung

7. Andaikan kamu bisa bikin binatang buas jadi jinak,kamu akan pelihara?

a. Dinosaurus b. Harimau Putih c. Beruang Kutub d.Leopard

8. Kalo kamu bisa jadi binatang selama 5 menit, mau jadi yang mana?

a. Singa b. Kucing c. Kuda d.Merpati

Nah sekarang kamu Pengen tahu jawaban, yang akhirnya menentukan Sifatmu terhadap pasanganmu

1. = Pada dasarnya kamu tertarik dengan orang yang?
a. KELINCI – org yg susah ditebak, cth: keliatannya cuek banget pdhal aslinya super perhatian.
b. DOMBA – patuh dan ramah.
c. RUSA – elegan dan sopan.
d. KUDA – mereka yang tidak terkekang dan bebas.

2. = Dalam masa pendekatan, cara pendekatan yang paling bisa bikin Kamu jatuh hati?
a. MONYET – kreatif, ngga pernah bikin kamu bosen.
b. SINGA – to the point, langsung nyatain tanpa speak yang bebelit.
c. ULAR – ulur… tarik…ulur lagi… tarik lagi…,layangaaaan kali…
d. JERAPAH – sabar… tapi never give up.

3. = Kesan yang pengen kamu kasih liat ke pacar kamu, bahwa kamu adalah orang yang?
a. ANJING – setia dan bisa dipercaya
b. KUCING – gaya
c. KUDA – optimis
d. ULAR – fleksibel

4. = Situasi yang paling kamu benci, yang bisa jadi masalah dalam hubungan kamu?
a. SINGA – kesombongan pacar kamu dan sikapnya yang sok diktator.
b. ULAR -emosional, mood2an, shg kamu ngga tau lagi musti gimana buat nyenengin dia.
c. BUAYA – sadis (jangan diartikan secara fisik yah), berhati dingin, trus suka ngejek.
d. HIU - insecure (apa yah bahasa indonya yang pas, ketidakamanan? ketidakstabilan? ketidakpastian? )

5. = Hubungan yang pengen kamu jalanin dengan pacar kamu?
a. DOMBA – walaupun ngga ngomong tp kalian saling tau isi hati masing2, dgn kata lain kalian communicate by hearts.
b. KUDA – saling terbuka, kebebasan mengungkapkan pendapat, ngga ada rahasia2an.
c. KELINCI -hubungan yang bisa bikin kamu selalu merasa nyaman dan saling mencintai.
d. BURUNG – hubungan jangka panjang.

6. = Tentang perzinahan?
a. MANUSIA – kamu peduli dengan lingkungan dan moral, jadi kamu nggak akan macem-macem kalo nanti udah nikah (amieenn).
b. BABI – walaaahhh!! Kamu nggak bisa nahan godaan nih…
c. SAPI – sebisa mungkin sih kamu berusaha untuk tidak melakukannya.
d. BURUNG – tidak stabil. Sebenernya kamu bukan orang yang cocok menikah dan membuat sebuah komitmen.

7. = Pernikahan buat kamu?
a. DINOSAURUS – sedikit pesimis, kamu ngerasa sekarang ini udah ngga ada tuh yg namanya happy marriage.
b. HARIMAU PUTIH – buat kamu pernikahan adalah sesuatu yg berharga dan setelah kamu married kamu bakalan ngejaga banget. (amiienn)
c. BERUANG KUTUB – kamu takut akan pernikahan.
d. LEOPARD – kamu pengen banget nikah, tp sebenernya kamu juga ngga yakin betul apa sih pernikahan itu?

8. = Saat ini, kamu menganggap cinta adalah?
a. SINGA – kamu sll haus akan cinta. Tapi bkn berarti mudah jatuh cinta, tapi sll ingin dicintai.
b. KUCING – kamu sdkt egois. Kamu melihat cinta sbg sesuatu yg mdh didpt & dibuang kpnpun kamu mau. (Hiks, alasan sbnrnya krn gw emang suka kucing dr dulu =p~)
c. KUDA – kamu engga mau dikekang oleh hubungan yang terlalu serius.
d. Merpati… (sayangnya ga dpt lanjutannya ^^;)

Ini kan hanya psikotest cinta biasa, jadi kalo salah atau emang ga bener, maap ya….

Minggu, 21 Agustus 2011

Cinta Pandang Agama

Siang itu di lintas jalan kota Bandung, tempat para pengamen berkumpul. Mereka (pengamen) sedang asyik berkumpul-kumpul di pinggir jalan untuk istirahat sejenak, mungkin sekedar mengumpulkan kreativitas, tenaga, dan suara-suara merdu untuk menghibur lagi para pelewat jalan yang lain, yang akan memberi sedikit receh untuk mereka (pengamen).

“Geus beunang sabaraha poe ieu, San?” tanya Koji, teman dari Ikhsan yang saat itu baru selesai mengamen. “Lumayan lah. dalapan rebu.” Jawab Ikhsan dengan logat sunda yang agak kasar namun tetap biasa saja apabila dibicarakan dengan teman sebayanya. “Hareudang, euy..!” keluh Ikhsan. “Biasana oge kieu, euy! Ke gera, peuting, moal hareudang. Tiis. komo deui ayeuna usum hujan. Lamun hayang hareudang pas peuting, ngamenna di saritem.” Cetus Koji sambil tertawa mengakak yang memang terkadang bicaranya agak sembrono. “hayu lah. kaditu! Carekan si Onoy ke arurang!” ajak Ikhsan sembari berdiri mencoba mengajak Koji lanjut mengamen. Akhirnya mereka melanjutkan untuk mengamen, karna takut Onoy, sebagai mandor pengamen mereka, memarahi mereka karna hasil ngamen yang sedikit. Mereka (Koji dan Ikhsan) bersahabat. Mereka termasuk pengamen baru, Koji, seorang anak laki-laki yang ditinggal cerai oleh ayah dan ibunya. Sedangkan Ikhsan menjadi anak broken home karna ayahnya yang sudah lama tak pernah pulang. Dan kini ia hanya tinggal dengan ibunya.

Siang itu, seperti biasa Ikhsan ngamen di lintasan kota, pemberhentian lampu lalu lintas di kota Bandung. Ia memilah milih angkutan umum terlebih dahulu, dimana angkutan yang penuh, adalah sasaran hiburannya. Saat itu sasarannya mobil angkutan jurusan Dago. Seperti biasa, dia memainkan gitarnya dan bernyanyi di tepi pintu mobil angkutan. Dan saai itu, di sebelah kanan mobil terlihatnya seorang wanita berjilbab yang cantik nan anggun. Akhirnya Ikhsan menggodanya, ia menyodorkan tempat uang yang terbuat dari tempat bekas minuman. Sayangnya wanita itu tidak memberinya sepeser uangpun pada Ikhsan. Namun, Ikhsan tetap menyodorkan tangannya sambil genit agak menggoda wanita itu, tetapi akhirnya wanita itu marah pada Ikhsan karena kesal, “hey, kamu the enggak tau, saya udah bilang punten-punten dari tadi, kalahkah tetep minta uang!” jelas wanita itu, dan akhirnya Ikhsan turun dari mobil. Wanita itupun turun dari mobil dan pindah ke angkutan yang lain karena kesal. Namun Ikhsan, karena penasaran dengan wanita itu, ia mengikuti mobil angkutan wanita itu hingga wanita itu turun di depan Kampus Universitas di Bandung.

“Hey, neng, siapa ih namanya? Jangan galak-galak atuh.. da saya mah cuma ingin kenal..” Ikhsan mendekati dan mengikuti arah jalan wanita itu.

“kamu the ingin kenal sama saya?” tanya wanita itu.

“iya, atuh.. kalo boleh mah, pingin sekalian minta nomor HPnya.. boleh kan?” jawab Ikhsan.

“Aku Ikhsan, teteh namanya siapa?” Ikhsan memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangan.

“Aku Anisa. Kamu suka shalat gak? Bisa ngaji gak? Kalau mau berteman sama saya, harus bisa shalat, bisa ngaji.” jelas Anisa.

Ikhsan hanya diam saat Anisa memberi syarat seperti itu, namun ia bertekad dalam hatinya, bahwa ia akan belajar shalat dan mengaji.

Keesokan harinya, Ikhsan yang sedang beristirahat di pinggir taman kota bersama Koji.

“Ji, kamu punya kenalan guru ngaji gak?” tanya Ikhsan pada Koji.

“guru? Guru ngaji? Keur saha, San?” tanya Koji.

“keur urang.” jawab Ikhsan.

“teu salah kamu the, San? Hayang diajar ngaji.” Ledek Koji.

“serius, nih..aku pengen belajar ngaji sama shalat, kamu bisa kan, ajarin aku shalat?” tanya Ikhsan pada Koji. Namun Koji saat itu hanya tertawa, ia tak menyangka sahabatnya itu ingin belajar shalat dan mengaji.

“bisa, bisa,.. wani piro??” ledek Koji.

Akhirnya Ikhsan belajar shalat dan mengaji pada Koji.

Beberapa hari kemudian, Ikhsan seperti biasa mejeng di pangkalan ngamennya. Ia menunggu angkutan kota yang biasa ditumpangi Anisa. Satu per satu mobil angkutan kota ia lihat, hingga siang, akhirnya ada angkutan kota yang ditumpangi Anisa, wanita anggun nan shaleh yang ia incar beberapa hari ini. Ikhsan masuk kedalam mobil itu, dan ia bertemu Anisa. Setelah sampai di depan kampus, Anisa pun turun, Ikhsan pun ikut turun.

“ih, ngapain kamu the ngikutin saya tadi?” kata Anisa tetap dengan agak sinisnya.

“Teteh, aku sekarang bisa ngaji, bisa shalat.” Balas Ikhsan dengan sikap PDnya.

“Surat apa? Coba bacain!” Anisa menyuruhnya untuk membacakan surat yang sudah ia bisa baca. Benar saja, Ikhsan membaca surah Al-fatihah dengan fasih meski baru belajar mengaji.

“bisa kan, the? mana atuh nomor HPnya?” kata Ikhsan setelah selesai mangaji di depan Anisa, dan Anisa akhirnya memberi nomor Hpnya.

Semenjak saat itu, mereka menjadi teman yang sangat akrab. Mereka sudah bisa saling mengerti satu sama lain, bahkan kini Ikhsan sudah bekerja di sebuah swalayan berkat bantuan Anisa. Kini Ikhsan tidak menjadi pengamen lagi. Ikhsan kini bisa mengaji, shalat, dan penampilannya tidak semerawut seperti dulu saat menjadi pengamen. Dan kini, sangking dekatnya, ternyata mereka saling jatuh cinta. Hingga suatu hari, Ikhsan mengajaknya jalan, dan ia menyatakan cinta pada Anisa.

“Sa, kamu teh beneran ga punya pacar atau temen deket yang lagi kamu incar, gitu?” tanya Ikhsan pada Anisa.

“emang kenapa gitu?” tanya Anisa kembali pada Ikhsan.

“aku the naksir sama kamu. Mau gak jadi pacar Ikhsan?”

“pacar? Nisa mah pengen langsung menikah aja, udah bosen ah pacaran.” Jelas Anisa.

“kenapa? Disakitin terus? Biar aa yang urus kalau kamu disakitin sama cowok lain mah!” kata Ikhsan dengan sifat kocaknya sambil menepuk-nepuk dada seperti berlagak sang pembela. Namun seperti biasa, Anisa hanya tertawa melihat kocaknya Ikhsan.

Beberapa kali Ikhsan menyatakan cintanya pada Anisa, namun tetap Anisa memberi jawaban yang sama.

Hingga beberapa tahun kemudian, Ikhsan yang baru diangkat menjadi Supervisior di sebuah swalayan besar, ia melamar Anisa yang baru menyelesaikan skripsi program S1. Siang itu Ikhsan dan Anisa seperti biasa menunggu adzan ashar di menara kembar di Masjid Agung alun-alun Bandung.

“Nis, berapa kali yah kita the kesini? Masih inget gak, cing berapa kali?” Ikhsan mencoba basa-basi sedikit sambil bercanda seperti biasa.

“hmm…5 kali lebih meuren yah?” jawab Anisa sambil tersenyum lebar.

“iya, 5 kali juga cinta Ikhsan the ditolak. Kali ini, Isan mah pengen nyatain cinta, tapi sekaligus kasih ini.” Ikhsan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Dan ternyata di dalam kotak itu adalah cincin.

“Nis, kamu mau gak, jadi istri aku? please, kali ini kamu gak boleh nolak. Isan sayang sama kamu, kita udah lama kan deket. Isan juga udah lama sayang sama kamu.” Jelas Ikhsan.

“hmm..Isan dateng aja ke rumah kalau emang ingin dapet jawaban itu.” Jawab Anisa.

“yahh…tapi gak ditolak kan? Aa H2C kalo gini mah..” Ikhsan yang agak kecewa dengan jawaban Anisa. Namun ia tetap positif thinking pada apapun yang akan Anisa jawab atas pernyataannya.

Keesokan harinya, Ikhsan ke rumah Anisa, mereka sempat mengobrol basa-basi di beranda rumah. Ikhsan pun menanyakan jawaban atas pernyataannya kemarin pada Anisa.

“Nis, jadi gimana? Jawaban yang kemarin??” tanya Ikhsan.

“oia. Hmm.. mendingan kamu minum dulu deh, biar lega denger jawaban dari akunya.” Anisa menyuruh Ikhsan meminum secangkir the yang sudah Anisa suguhkan padanya.

Saat mengangkat tatakan cagkir, ada secarik kertas di bawahnya.

“ini apa, Nis?” tanya Ikhsan.

“buka aja!” dengan senyuman Anisa menjawabnya.

Akhirnya Ikhsan membuka lipatan kertas itu. Dan ternyata isinya adalah jawaban atas ungkapannya pada Anisa. Anisa menerima lamarannya.

“Nis, makasih.. makasih.. nuhun pisan, Nis.. aku sayang sama kamu.. makasih mau jadi istri.” Belum selesai Ikhsan mengungkapkan kata-kata terimakasihnya, Anisa menghelanya. “calon, belum jadi istri..kan menikahnya juga belum..” tangkas Anisa.

Satu bulan kemudian, mereka menikah.. dan selanjutnya mereka hidup bahagia. Satu tahun setengah kemudian, pasangan rumah tangga mereka dikaruniai satu anak laki-laki, akhirnya mereka hidup sakinah, mawadah, warohmah..

Sekian cerita pendek yang saya ambil dari kisah nyata.. semoga jadi penuntun Ukhwan-Ikhwan untuk mencari cinta yang sesungguhnya.. amin…

Rabu, 17 Agustus 2011

17 Agustus 1945

Assalamu alaikum,..

Apa kabar putra putri Indonesia?

Apa kabar dengan jiwa kalian kepada negeri kita tercinta ini?

Apa yang sudah kalian lakukan hari ini untuk memperingati HUT RI ke-66 ? Abis upacara kah? Abis menonton acara TV yang menyiarkan segala yang berhubungan dengan HUT RI. Atau abis ikut lomba balap makan kerupuk kah? (kayaknya yg ini gak mungkin deh! Ini kan bulan puasa)

Apapun yang sudah kalian lakukan hari ini, bersuka citalah. Karena kita hari ini sedang memperingati hari jadi negeri kita tercinta ini. Yaps! HUT RI yang ke-66 . berbanggalah bagi kalian yang sudah menjalakan aktivitasnya untuk memperingati hari ini. Bagi kalian yang belum melakukannya, lakukanlah! Yah minimal menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ di dalam hati. Inget ya, di dalam hati. Bukan di dalam kamar mandi. Hhehe

Seperti yang kita ketahui, setiap tanggal 17 Agustus , kita merayakan kemerdekaan Indonesia. Ngomong2, kenapa sih harus diperingati? Jelas, karena pada saat itu Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.



Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat 250 km di

sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang diambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPK. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jendral Nishimura dan Laksamana Muda Maeda.

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.

Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.

Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno,Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.


Berikut ini video, (tepatnya hanya gambar dan suara) saat teks proklamasi dibacakan



Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklahLatief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.


Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Penyebaran Teks Proklamasi Indonesia

Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.

Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect our Constitution, August 17!(Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi.

§ Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.

§ Sam Ratulangi dari Sulawesi.

§ Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).

§ A. A. Hamidan dari Kalimantan.

Betapa susah payahnya mereka memerdekakan Indonesia setelah dijajah oleh Negara-negara yang ingin menguasai tanah Indonesia. Namun sekarang setelah Indonesia merdeka, para pemimpinnya, para dewan-dewan rakyatnya yang malah membuat Indonesia tidak merdeka.

Semoga HUT RI ke-66 ini bisa membuat kita semua berbenah diri. Mengevaluasi apa yang harus dilakukan di tahun depan untuk membuat Indonesia MERDEKA yang benar-benar MERDEKA. JAYA dan seterusnya. Tidak hanya kalangan dewan saja yang Berjaya, sedangkan rakyatnya tidak..

Semoga tidak ada lagi penjajah-penjajah ‘dalam negeri’ yang tidak peduli terhadap rakyat.

Semoga tidak ada lagi kerusuhan yang hanya karena hal kecil.

Semoga para pemimpin kita bisa adil, jujur, bersahaja terhadap rakyatnya. Bisa lebih andil dan tegas bersikap dalam menghadapi suatu masalah yang ada.

Semoga do’a saya dikabulkan Allah SWT. Karena ulang tahun kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan..

Sekian Post dari saya di hari kemerdekaan Indonesia. MERDEKA !!!!!