Hi readers.. Happy Friday.. bagaimana kabar setelah menikmati longweekend kemarin? Semoga semuanya sehat walafiat dan imunitas tetap terjaga. Amin
Sebelumnya saya minta maaf jika postingan ini mungkin terkesan terlambat. Karena begitu berita ini booming pada 21 Juni 2016, ternyata kasus menjadi panjang dan sampai saat ini masih menjadi salah satu polemik di dunia kesehatan, dan tentu menjadi pembahasan serius bagi kami orang Farmasi. Jujur, awalnya postingan ini tidak akan saya buat, tapi saya pikir kita harus fear, menerima kasus yang sudah terjadi ini, dan tidak ada salahnya juga menyampaikan beberapa informasi baik yang bisa saya sampaikan.
Nah readers.. ternyata barang haram ini alias Vaksin Palsu sudah beredar dari tahun 2003. Beberapa kali barang ini ditemukan di Jabodetabek. Di tahun 2010 dan 2015. Sampai akhirnya diusut kembali di tahun ini secara besar-besaran hingga akhirnya menggandeng semua BPOM di setiap provinsi. Karena pada dasarnya kita tahu bahwa vaksin termasuk golongan obat yang seharusnya memiliki pengawasan ketat (highly regulated) oleh BPOM.
Awal mula pemalsuan vaksin ini direncanakan oleh pasutri. Tempat pengolahan vaksin ini ada di Puri Hijau Bintaro Pondok Aren Tangerang Selatan yang menjadi pengembangan kasus juga. Sampai saat ini sudah ditemukan 37 fasilitas kesehatan di 9 provinsi Indonesia yang ternyata selama ini menggunakan vaksin palsu tersebut. Diantaranya ada di kota Jakarta, Bekasi, Depok, dan Medan. Ironi nya, kota Tangerang Selatan yang menjadi tempat saya bekerja juga, kabarnya fasilitas kesehatan di kota ini negatif dari pemakaian vaksin palsu tersebut. Lain hal nya di kota Bekasi yang menemukan vaksin tersebut di salah satu apotik 'AM' yang sekaligus meringkus J sebagai distributornya pada 16 Mei 2016n hingga pada penemuan terakhir di Apt 'IS' Kramatjati Jak-Tim 21 Juni 2016. Sampai saat ini sudah ada 16 tersangka yang ditangkap untuk ditindak lanjuti. Akibat pemalsuan vaksin ini, tentu banyak pihak yang dirugikan, anak bayi dan balita, para orang tua yang memvaksin anaknya di fasilitas kesehatan tersebut, termasuk beberapa dokter yang tidak tahu bahwa vaksin tersebut palsu. Namun salah satu pihak kedokteran dari IDI meminta maaf atas kelalaian ini. Salah satu pihak dari kesehatan, menyebutkan bahwa vaksin yang berisi air infusan dan antibiotik jenis garamycin (antibakteri pembunuh kuman) tidak akan membahayakan bagi korban, hanya saja tubuh jadi tidak kebal terhadap penyakit. Akan mudah terserang penyakit, bagaimana tidak, 307 campak kering, 11 BCG, 150 HBO/HB uniject, dan 38 TT ternyata palsu dan hanya berisi cairan infus biasa. Salah satu vaksin DPT juga ditemukan palsu, padahal kegunaan nya sangatlah dibutuhkan. (DPT: Difteri Pertusis dan Tetanus) . Sedangkan vaksin yang asli hanya bisa didapat dari produsen vaksin legal Biofarma dan Sanopi. Namun kini bagi korban/masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang vaksin palsu, bisa menghubungi call center vaksin palsu 1-500-567 . Dan kini pemerintah telah mengadakan vaksinasi ulang di tiga kota. Diantaranya :
Bekasi
1. Puskesmas Tarumaya
2. Puskesmas Babelan I
3. Puskesmas Babelan II
4. Puskesmas Suka Tenang
5. Puskesmas Tambelang
6. Puskesmas Mangun Jaya
7. Puskesmas Sriamur
8. Puskesmas Karang Satria
9. Puskesmas Jati Mulya
10. Puskesmas Mekar Sari
11. Puskesmas Tambun
12. Puskesmas Sumber Jaya
13. Puskesmas Setia Mekar
14. Puskesmas Wanasari
15. Puskesmas Sukajaya
16. Puskesmas Telaga Murni
17. Puskesmas Danau Indah
18. Puskesmas Lambangsari
19. Puskesmas Cikarang
20. Puskesmas Mekar Mukti
21. Puskesmas Karang Bahagia
22. Puskesmas Kedung Waringin
23. Puskesmas Karang Sambung
24. Puskesmas Lemah Abang
25. Puskesmas Pebayuran
26. Puskesmas Karang Harja
27. Puskesmas Suka Indah
28. Puskesmas Sukatani
29. Puskesmas Cabang Bungin
30. Puskesmas Muara Gembong
31. Puskesmas Setu I
32. Puskesmas Setu II
33. Puskesmas Sukadami
34. Puskesmas Cibatu
35. Puskesmas Sukamahi
36. Puskesmas Sirnajaya
37. Puskesmas Cipayung
38. Puskesmas Cibarusah
39. Puskesmas Karang Mulya
40. Puskesmas Tridayasakti
41. Puskesmas Setia Mulya
42. Puskesmas Bahagia
43. Puskesmas Suka Raya
44. Puskesmas Wana Jaya
Tangerang
45. Puskesmas Ciledug
DKI Jakarta
46. RS Polri Kramatjati
47. RS TNI
48. RSUD Pasar Rebo
49. RSUK Ciracas
50. Puskesmas Ciracas
Hal ini mungkin akan menjadi pelajaran untuk para petugas kesehatan khususnya orang Farmasi, bukan hanya para pegawai BPOM dan Kemenkes. Karena pada saat berita ini menghebohkan kita semua pada 21 Juni 2016 yang berbarengan juga dengan bulan ramadhan kemarin, esok siang harinya tanggal 22 Juni 2016 Kemenkes langsung turun ke Puskesmas kami untuk memonitoring dan meminta menjadi saksi untuk penyelidikan ke beberapa fasilitas kesehatan lain di Tangerang Selatan. Dan kebetulan saya menjadi salah satu pendamping untuk monitoringnya, karena saat itu vaksin termasuk jobdesk saya yang terbaru, sebelumnya saya hanya bertanggung jawab untuk program obat saja. Ujian yah memang ada2 saja, setelah kemarin ada beberapa obat ilegal, dan obat antikoagulan yang menghasilkan kasus juga, kasus ini hadir menimpa Farmasi lagi, baru saja kami harus ikhlas menerima tambahan job pemegang vaksin, eh..ada berita seperti ini.
Okey readers.. mungkin cuma sekian informasi tentang Vaksin Palsu ini, kita doakan semoga masalah ini cepat selesai. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
coment here