Saat mendengar teman kerja yang terpaksa diputuskan masa kerjanya oleh pimpinan, karna kelalaiannya pada pekerjaan, ketidak disiplinan pada waktu hadir, dan kecurangan yang dibuat.
Mendengar sahabat yang katanya diusir secara perlahan di tempat kerja sambilanku, klinik bersalin. Yang katanya jam kuliahnya mengganggu jam kerja. Padahal dia ijin untuk kuliah sambil bekerja sudah 1 tahun kebelakang. Tapi kenapa harus dipermasalahkan lagi sekarang, oleh pihak yang kesekian di tempat kerja? Bukankah seharusnya perusahaan menerima konsekuensi yang nantinya timbul karna sudah memberi ijin karyawannya melakukan aktivitas lain selain di instansinya? Mungkin memang sedikit mengganggu jadwal dinas, karna harus ada izin, atau karna cuti yang diambil di sembarang hari. Cuti dalam pekerjaan memang itu hak pegawai, bebas untuk mengambilnya, tapi mungkin yah,,, sikon berbicara lain. Dan kondisi di tempat kerja sambilanku itu memang susah untuk dibuat kondusif. Atau mungkin temanku yang kurang berkomunikasi pada 'atasan' ? I dont know, but if i were you (my friend), maybe i will tell her to explain that, "Jadwal kuliah saya sekarang berbubah. Saya takut ini akan mengganggu jadwal dinas yang sudah ada." mungkin penjelasan itu sudah cukup untuk memancing atasan peka/tidaknya pada pertanyaan sekaligus pernyataan karyawannya yang sebenarnya meminta solusi untuk sebuah masalah yang sedang dihadapinya. Tapi api sudah terlanjur menyebar. Kabar perintah mundur dari satu instansi diberitakan dari mulut ke mulut, bukannya memanggil karyawan yang bersangkutan untuk duduk bersama, lalu pecahkan problemnya. Tapi api dibiarkan menjalar. Buah bibir dibiarkan menyebar hingga sampai di telinga temanku itu dan membuat partner in crime ku itu meradang dan tak ingin bertahan lagi untuk berada di tempat kerja sambilanku itu.
Dan satu kisah lagi, curahan hati seorang istri yang suaminya diberhentikan secara tidak terhormat oleh perusahaan yang sudah dianggapnya sumber penghasilan selama lebih dari 15 tahun. Dari gajih ratusan ribu saja, hingga sekarang bisa membeli rumah untuk meneduhi anggota keluarga, menafkahi istri satu-satunya, mendaftarkan asuransi kedua jagoan yang masih berumur 6 dan 3 tahun. Semuanya ia korbankan untuk keluarga. Tapi keputusan atasan memang tak dapat diganggu gugat. Atasan tetap atasan, ia yang berhak memilih. Meskipun ini tidak adil dirasanya. Silih pendapatpun sempat terjadi, agar bisa meluruskan apa sebenarnya terjadi, hingga membela diri, ia lakukan. Meski hasilnya nihil, ia tak dapat bertahan.
Nasib mungkin akan membawanya ke tempat lain yang lebih baik. Dan syukurlah, clien-clien yang dulu pernah bekerjasama saat bekerja, menawarkan untuk bergabung di tempat usahanya, malah ada yang menawarkan untuk membuka usaha bersama. Rezeki memang takkan putus pada orang-orang yang jujur. Mereka akan terus dipercaya, sekalipun ada orang yang memfitnahnya.
Nasib mungkin akan membawanya ke tempat lain yang lebih baik. Dan syukurlah, clien-clien yang dulu pernah bekerjasama saat bekerja, menawarkan untuk bergabung di tempat usahanya, malah ada yang menawarkan untuk membuka usaha bersama. Rezeki memang takkan putus pada orang-orang yang jujur. Mereka akan terus dipercaya, sekalipun ada orang yang memfitnahnya.
The Newest story, : aku mendengar kabar dia, dia juga salah satu yang harus mengalami kisah keras dan pahitnya dunia saat ini. Dia terkena PHK karena perusahaannya merugi alias gulung tikar.
Mendengar dari setiap cerita, aku termenung. Memikirkan bagaimana dengan diriku. Bagaimana jika aku berada pada posisi yang sama seperti mereka? Karna seperti kata pepatah, hidup ini seperti roda yang berputar, ada kalanya kita diatas, ada kalanya pula kita dibawah.. Tapi mungkin saat ini Allah masih berpihak pada rezekiku di tempat ini. Alhamdulillah wasyukurillah.. Tidak baik juga pikirku jika su'udzan pada Sang Pemberi Rahmat, pemberi Rezeki dan Berkah pada setiap umatNya. Mungkin aku hanya perlu banyak bersyukur dan fokus pada apa yg ada saat ini. Apa yang sudah ada di depan mata, apa yg sudah dimiliki, hanya perlu dinikmati..
Mereka yang baru saja kehilangan, pasti sedang Allah ciptakan lahan baru untuk menikmati rizki halal dariNya yang berbeda. Karna aku percaya, setiap manusia pasti akan merasakan bahagia. Malah harus bahagia! Hanya saja jalannya yang berbeda-beda. Tergantung bagaimana kita yang melakoninya..dan ridho Allah yang menyertainya... :)
Mereka yang baru saja kehilangan, pasti sedang Allah ciptakan lahan baru untuk menikmati rizki halal dariNya yang berbeda. Karna aku percaya, setiap manusia pasti akan merasakan bahagia. Malah harus bahagia! Hanya saja jalannya yang berbeda-beda. Tergantung bagaimana kita yang melakoninya..dan ridho Allah yang menyertainya... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
coment here