Karna Baik Saja Tidak Cukup, harus ada beberapa Point yang menunjukan Kualitas Diri untuk dapat jadi Pasangan yang Terpilih.
Aku terhentak saat mobil di depanku membunyikan klaksonnya. Hampir saja! Ya Tuhan.. Aku terlalu larut dalam lamunanku. Dalam emosi yang ku pendam sendiri. Lagi-lagi Logika ini beradu dengan Hati menghadapi kenyataan. Dalam perjalanan pulang ke kampung halaman aku menceritakan semuanya tentang sosok pria yang baru ku kenal itu kepada mereka. Mereka keluargaku, menanggapi dengan antusias hingga membuatku memutar otak lagi, mencerna setiap hal yang mereka sampaikan. Namun jahitan-jahitan kata yang terlintas dalam logika terkadang tak sinkron dengan Hati.
Aku masih ragu dengannya, penjajakan itu terlalu cepat, mengenal seseorang dalam waktu yang sebentar memang bukan ukuran perasaan, tapi logika dan kenyataan biasanya berkata benar.
Aku masih mempunyai rasa dengan 'dia' yang pernah ada. Hubungan kami masih terjalin baik, seperti tak pernah ada kata perpisahan terjadi. Hubungan dengan keluarganya pun masih terjalin baik.
Hatiku bicara tentangnya, tapi logika memenangkan sosok pria lain.
Aku ingin menuruti kata hatiku, tapi tak seimbang dengan kenyataan.
Tuhan .. Mungkin Istikharah ku belum cukup kupanjatkan.. Beri petunjukMu ya Rabb.. Siapa yg Kau pilih untuk bersanding dihadapanMu nanti. Yang lebih baik dan pantas agar hati ini bersatu untuk menyempurnakan sebagian agama kami. Untuk meraih Syurga baru yang akan ku perjuangkan dan ku hormati. Yang bisa membuatku memantaskan diri dengannya untuk agama kami di jalanMu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
coment here