Assalamualaikum ukhti..ikhwan.. kali ini saya ingin berbagi cerita sedikit tentang seorang wanita atau isteri yang berkarir. Wah anti Rika kok ngebahas hal ini? Berat yah..hehe tapi kan seumuran kita memang sudah seharusnya merasa pantas untuk membahas dan mempertimbangkan hal ini. Iyah nggak? Terlebih postingan ini didasari karna kejadian fakta yang lagi terjadi sama sahabat aku di tempat kerja. Dia harus resign karna permintaan sang suami.
Jadi ukhti..Ada banyak pendapat tentang hal ini. Pro dan kontra mungkin pernah terjadi atau bahkan sering terjadi pada suatu binaan rumah tangga.
Pernah seseorang berkata pada saya, "Isteri itu pada Hakikatnya ya menjadi ibu rumah tangga. Cukup mengerjakan tugas rumah tangga, menjaga anak-anaknya, menunggu suaminya pulang mencari nafkah."
Bagaimana dengan gelar yang telah didapat seorang isteri? Orang tua saya banting tulang sekolahkan saya, menguliahkan saya, saya juga cape-cape kuliah sekian tahun, untuk mengejar cita-cita, mengejar karir. Tapi sekarang saat karir sudah cemerlang, gaji tinggi, kerjaan tetap, malah diminta resign.
"Tidak perlu menyesali ilmu yang telah didapat. Mencari ilmu adalah wajib dalam islam. Jadi setinggi apapun ilmu yang telah didapat jangan disesali, apakah pantas ibadah yang telah kita lakukan disesali?"
Ini kan jaman emansipasi wanita. Sudah saatnya mengibarkan sayap bagi seorang wanita untuk merdeka, termasuk berkarir. Toh kita sebagai wanita juga ingin membantu suami mencari nafkah kok.
"Seorang suami yang baik tidak akan membiarkan isterinya beremansipasi terlalu tinggi. Mandiri boleh, emansipasi boleh, tapi tetap ingat, didepanmu ada seorang suami, yang akan selalu setia, bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup keluarga kecilnya."
Saat seorang suami mengijinkan isterinya berkarir, apa maksudnya?
"Anggap saja sebagai bonus dari seorang suami yang ingin isterinya membantu mengelola perekonomian rumah tangga. Bukan berarti memberi kekuasaan untuk berkarir."
"Yang tetap harus diingat oleh seorang isteri adalah tetap bertugas menjadi ibu sebagaimana mestinya, tidak ada kata menelantarkan anak. Psikologi anak sangat penting dibanding kelancaran perekonomian keluarga."
"Psikologi anak baik karna orang tua yang harmonis dan banyak meluangkan waktu untuk anak. Masa depan anak tidak perlu dikhawatirkan karna pendidikan orang tua yang mungkin rendah."
Jadi menurut kalian gimana ukhti? Apakah tetap berkarir atau mengikuti ridho suami??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
coment here